Kamis, 10 Agustus 2017

Tidak Semua Senyuman Berarti Kebahagiaan

Mungkin sebagian orang yang baru mengenal gue, menilai gue adalah wanita yang ceria, cerewet, petakilan, ngeselin, rame, berisik, ribet dan sebagainya. Tapi ada juga yang menilai gue wanita pendiam dan gak banyak ngomong. Hahaha yaa emang begitu sih kenyataannya. Karna gue ambivert. But honestly, gue suka kesunyian loh, gue suka menyendiri juga dibalik gue yang petakilan, karna bagi gue, sendiri itu bisa menyenangkan juga, hanya lo dengan pikiran lo sendiri, hanya lo dengan imajinasi lo, dan hanya lo dengan Allah swt yang saling berinteraksi.

Every person have their own problem and every person have way to solved their problem.
Di era sosial media ini banyak juga orang yang suka mencurahkan permasalahannya di sosial media mereka masing-masing, Yaa itu hak mereka, toh itu akun pribadi mereka, dan mereka yang bertanggung jawab penuh akan apa yang mereka posting. Ada juga yang memilih untuk diam tanpa bercerita, atau memilih bercerita ke orang terdekat.

Setiap orang punya cara berbeda nyikapi suatu masalah, seperti awal paragraf 2 yang gue tulis. Ada yang bisa kepikiran sampe gak nafsu makan dan jadi kurus, ada yang malah nambah nafsu makan, ada yang juga nangis terus, ada yang bahkan sampe stress karna suatu masalah. Tapi satu hal yang perlu gue tekankan, kita semua punya Agama, dan setiap umat beragama punya iman. Allah swt never leaves you. La tahzan, innallah ma'ana (jangan bersedih, Allah bersama kita).

Sejujurnya gue pengen cerita dan lewat tulisan gue merasa lebih bebas. Mungkin gak seharusnya gue cerita disini, tapi gue hanya pengen mencurahkan isi hati aja, kalau pembaca ada yang gak suka pun, no problem, karna gue hanya akan menjadi diri gue.

Tahun ini, tahun 2017, gue merasa ini tahun yang paling berat gue lalui, setengah tahun awal ini penuh masalah yang buat gue merasa berada di titik terendah gue sebagai seorang manusia. Gue sadar ini cobaan dateng karna Allah yakin gue mampu melaluinya. But, its so hard for me. Honestly gue selalu dan selalu nangis setiap inget ini masalah. Ini gak mudah buat gue yang seorang wanita dan anak bungsu. Yaa, kedua orang tua gue bercerai dan yang buat ini semua terasa berat adalah disaat Bapak gue udah abis kontrak kerja dan gak kerja lagi, di saat abang pertama gue mau menikah, dan mereka akhirnya nunda pernikahan mereka yang harusnya awal tahun jadi Juli kemaren, dan disaat gue sidang skripsi, gue harus lalu ini semua tanpa keadaan orang tua gue yang utuh. Sakiiit rasanya gue harusnya menghadapi ini semua. Gue bisa apa ? gue gak bisa nahan air mata gue setiap kali inget ibu gue yang udah nikah dengan laki-laki lain, gue gak bisa nahan air mata setiap gue liat Bapak gue yang sekarang di rumah aja tanpa kerjaan.

Rasanya gue ingin marah, kesel, tapi gue mau marah ke siapa ? Gue gak pernah nyalahin siapa pun dalam hal ini, bahkan gue sama sekali gak mau ngeluh dan ngeluarin kata-kata  "Kenapa ini terjadi" Gue sadar ini semua udah rencana Allah, dan gue selalu percaya rencana Allah baik buat gue. Posisi gue disini sebagai adik dari 2 abang, yang gak bisa sekuat mereka, disini gue lemah, gue ngerasa sulit banget nerima ini semua. Gue takut, gue takut kalau banyak orang yang tau dan gue takut kalau orang menganggap gue sebelah mata karna keluarga gue Broken Home. Gue sedih, dan terus-terusan pengen nangis setiap inget. Gue kecewa, kecewa sama Ibu gue, kecewa sama sikapnya, tapi sampai kapanpun dia tetep Ibu gue, gue gak boleh membenci dia. Tapi kenapa selalu terbersit rasa benci setiap inget kejadian ini, sekaligus rasa sedih dan kecewa.

Gue cuma berdoa yang terbaik atas kejadian ini, gue cuma minta hati gue dikuatkan dan diikhlaskan untuk menerima kejadian ini semua. Gue selalu berdoa untuk Ibu gue yang udah jauh dari gue, dan untuk Bapak gue yang saat ini masih sama gue dan kedua abang gue.

Dan gue berharap orang-orang yang mengenal gue gak mengunderestimate keadaan keluarga gue yang sekarang ini, mereka tetep mau jadi temen gue dan gak menganggap status keluarga gue ini sebagai suatu hal yang buruk :(